Centralnasional.com, Nasional_Nama Gus Miftah lagi menjadi sorotan publik utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan dan pendakwah tersebut menyebut penjual es teh goblok.
video yang menampilkan kalimat itu disebarkan di media sosial, tiktok, Instagram, Facebook, Twitter X . Dalam video tampak Miftah berbicara di hadapan banyak orang. Di kerumunan orang itu ada pria yang menjajakan air mineral dan es teh. Gus Miftah kemudian mengarahkan pertanyaan kepada pedagang tersebut.
“Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? Ya sana jual goblok,” ujar Gus Miftah yang langsung mengundang sorakan dari jemaah. “Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir,” tukasnya.
Percakapannya tersebar luas di berbagai platform media sosial. Kalimat Gus Miftah yang bernada candaan menuai kritik tajam dari Moh.Agus Efendi Pengurus Badko HmI Jatim Ketua Bidang Pemberdayaan Ummat.
Agus Efendi menilai candaannya dianggap kelewatan, dan tidak ada yang lucu sama sekali dengan bahasa sampah seperti itu.
“Apa ada yang lucu? Seroang pejabat dan pendakwah kok bahasanya sprti bukan mencerminkan orang berpendidikan, bahasa sampah seprti itu tidak layak untuk di lontarkan”.Ucapnya
Aktvis jatim itu neyampaikan agar santun dalam berkomunikasi dan jadikan contoh yang baik sebagai Pejabat dan Gus terlebih terhadap rakyat menengan kebawah.
Dalam komunikasi, terutama oleh tokoh publik atau pejabat, penting untuk menggunakan bahasa yang menghormati santun dan membangun,” kata dia pada Rabu (4/12/2024).
Kendati demikian, Agus Efendi memberikan Warning kepada pejabat publik maupun tokoh yang lain agar hati-hati dalam menyapaikan sesuatu didepan umum dan jangan meniru Miftah yang melontarkan bahasa sampah.
“Ini peringatan untuk pejabat dan tokoh publik yang lain, agar ber hati-hati dalam berbicara didepan umum agar tidak menyakiti orang lain. jangan tiru Gus miftah itu yang bahasanya sampah dan tidak layak di sampaikan”,Tegasnya.
Aktivis Muda jatim itu menambahkan,
harusnya miftah minta maaf kepada yang bersangkutan dan dihadapan umum, dan menyadari prilaku buruknya itu, bukan malah melakukan pembelaan dengan dalih bercanda ke jamaah
“Harusnya miftah itu minta maaf kepada yang bersangkutan dan didepan umum, bukan malah cari pembelaan dengan dalih biasa bercanda kejamaah. Jika memang tidak mau di kasih tau, mundur aja dari pejabat publik”.imbuhnya (Sl/MS)