Mohammad Saleh
Penulis merupakan Pengurus Badko HMI Jawa Timur periode 2021-2023
Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI memiliki kultur yang sangat positif dalam semangat perjuangan untuk kemajuan bangsa dan kemaslahatan keummatan di Indonesia, mulai dari masa pendiriannya hingga saat ini yang masuk pada zaman yang sangat modern. Sebagai organisasi tertua di Indonesia, HMI tidak mungkin diisolasi dari tanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu dengan peranannya yang sangat kompleks dari berbagai sektor kehidupan.
Narasi yang dibangun dalam bahasan tentang arah gerak perjuangan HMI tentu disesuaikan dengan era yang ada mengingat perkembangan zaman dan pola pemikiran yang tidak mungkin sama. Pertama, generasi Heroisme. Generasi ini berada pada awal generasi HMI yang berlandaskan pada latar belakang pendirian HMI itu sendiri. Bahasan singkatnya, pada gernerasi ini, gerak HMI diadikan pada perjuangan mempertahakan eksistensi negara. Hal ini berkaitan dengan erat dengan penjajahan Kembali oleh Kolonel belanda, perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan penyebaran paham komunis di Indonesia.
Kedua, generasi Intelektualis. Generasi pada narasi ini muncul pada tahun 1960-an sampai 1980 an yang ditandai dengan Gerakan perwujudan kontribusi HMI dan ijtihad tas kemerdekaan berfikir dalam tradisi Islam di Indonesia. Generasi ini memiliki Ikon yang sangat menonjol bahkan hingga kini tetap menjadi rujukan pola piker para kader HMI yaitu Nurcholish Madjid, dengan pemikirannya yang sangat cemerlang yang dituangkan dalam beberapa bukunya.
Generasi politis. Generasi dengan narasi politisme ini diawali dengan pemaksaan asas tunggal oleh penguasa orde baru pada tahun 1980 an. Generasi ini ditandai dengan logika keuasaan dan mainstream berfikir politis dalam tubuh dan aktivis HMI. Dalam praktiknya, logika kekuasaan memaksan HMI untuk erat dengan kekuasaan negara yang menyebabkan HMI mengalami stagnasi atau (dalam Arip Mustofa., 2007) disebut gelombang beku yang mengalami puncaknya pada tahun 1990 an.
Stagnasi dengan mitos masa lalu tentang sejarah HMI membuat kader HMI cenderung pragmatis, minim inisiatif dan mistin kreatifitas. Kondisi ini masih sangat relevan dengan hari ini bahkan dapat dikatakan lebih parah sehingga perlu adanya penyegaran atau bahkan revolusi semangat sehingga dapat mengembalikan gerak HMI sebagaimana yang dicita-citakan dengan mempertahikan dan menyesuaikan pada perkembangan teknologi dan zaman.
Paradigma kekuasaan yang menarik HMI untuk melekat dengan kekuasaan kini sudah menjadi tolak ukur pada pola gerak dan kesuksesan HMI. Gerak HMI yang dahulu didasarkan pada profesionalisme dan bergerak pada semua lini, kin sudah tidak lagi menjadi standard. Namun kini lebih mengarah pada sejauh mana organisasi dapat menang dalam politik dan memiliki kekuasaan; meskipun harus mengorbankan kepentingan bangsa dan negara.
Pengaruh politik dan kekuasaan yang mengarah pada semua sector kehidupan, baik dalam hal ekonomi, kesejahteraan, Kesehatan, Pendidikan dan lainnya menyebabkan semua kader HMI berlomba-lomba untuk menjadi penguasa dan menjadi raja dalam politik di Indonesia. meskipun dalihnya untuk kemajuan, namun pada kahirnya hedonisme dan perilaku yang tidak baik menjadi virus tersendiri Ketika HMI sudah berada dalam lingkaran penguasa.
Problematika yang dihadapi HMI ini tentu menjadi hal yang yang sangat disesali dalam wujud perjuangan HMI dari dahulu hingga sekarang. Harus ada penyadaran dan pengembalian khittah perjuangan HMI pada tujuan awal dengan memperhatikan masalah kebangsaan dan keummatan di Indoensia secara utuh; tidak melulu berbicara tentang politik dan kekuasaan.
Upaya pengembalian semangat tersebut tentu kita harus memperhatikan peranan HMI dalam wujud refleksi perjuangan kebangsaan dan keummatan HMI di Indonesia yaitu :
Pejuang kemerdekaan
Pendidikan dan Intelektualisme
Pemikiran dan ideologi
Pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial
Partisipasi politik
Pengaruh global dan midernisasi
Tantangan dan kritik
Dengan memperhatikan berbagai aspek dalam peranan HMI selama ini mulai dari didirikan hingga sekrang sebagaimana dimaksud di atas secara keseluruhan tentu kiranya dapat mengembalikan khittah perjungan HMI dengan tujuan dan cita-cita bersama dalam wujud kebangsaan dan keummatan di Indonesia.
Link baca :
POLITIK KEKUASAAN SEBAGAI TOLAK UKUR POLA GERAKAN HMI MASA KINI – Central Nasional
https://centralnasional.com/2023/02/12/politik-kekuasaan-sebagai-tolak-ukur-hmi-masa-kini/